Saya tak akan membahas Tugas Akhir dari sudut pandang yang berat seperti bahasan di awal-awal tadi. Mari qta bedah Tugas Akhir dari persfrektif yang berbeda dengan membuatnya menjadi menyenangkan. Sebelumnya saya akan berbagi tentang pengalaman saya hampir 8 tahun silam mengerjakan tugas akhir saya sendiri.
Saat itu saya adalah mahasiswa tingkat akhir Manajemen Informatika di sebuah sekolah tinggi yang tidak ternama di kota nya. Sembari kerja saya mesti kuliah untuk berusaha mengubah hidup menjadi lebih baik. Tak terbesit seditkitpun di benak saya, kesulitan-kesulitan Tugas Akhir yang akan menghampiri saya saat itu. Terus terang saya menyepelekan Tugas Akhir saya saat itu.
Bisa dibayangkan saya kuliah sambil kerja, diperparah lagi saya harus ikut semester genap sebelum mengambil judul tugas akhir karena IP saya di bawah standard, tak tidak diperbolehkan mengambil skripsi. Maklum sebagai pekerja saya jarang fokus untuk kuliah, akhirnya ketinggal 1 semester. Dan, itu harus saya kejar di semester akhirnya sebelum mengambil judul tugas akhir.
Yang paling menjadi beban adalah biaya, karena sama sekali tidak disiapkan dan diprediksi oleh saya. Untuk mengejar biaya semester genap saya harus lembur sembari cari-cari info tentang tugas akhir agar bisa lulus bareng temen-temen lainnya.
Semester genap selesai walaupun dengan nilai pas-pasan. Paling tidak satu masalah selesai. Kendala kedua datang lagi. Yang menjadi kendala adalah saya ga punya apa-apa untuk memulai, jangankan judul, kompipun saya ga punya. Untuk membuat tugas akhir sendiri paling tidak saya mesti punya 1 unit komputer.
Cari info sana-sini, cari temen yang punya kompi nganggur tapi ga bisa buat tugas akhir. Akhirnya ketemulah seorang temen yang punya kompi tapi ga bisa ngerjain tugas akhir. Disinilah tantangan dimulai, sebagai konsekuensi pinjam kompinya saya mesti ngerjain 2 tugas akhir secara bersaamaan punya temen saya dan punya saya. Sempet down, tapi mau ga mau tetap harus dijalanin .... Jadi terpaksa saya mengiyakan kemauannya.
Pelan-pelan tapi pasti, masalah berikutnya mulai muncul. Cari refrensi susah banget, ditambah waktu yang terbatas dan keterbatasan kemampuan untuk mengerjakannya. Allah Maha Adil, disetiap kesulitan selalu ada jalan. Ada teman yang mengajak gabung mengerjakan tugas akhir. Mereka berkelompok 5 orang, mengajak saya untuk saling berbagi dan bantu membantu mengerjakan tugas akhir. Tanpa pikir panjang saya ikut bergabung.
Proses demi proses akhirnya kelarlah tugas akhir yang awalnya disepelekan tadi menjadi sebuah harapan dan kepuasan bathin karena bisa diselesaikan dengan baik dalam kemampuan dan peralatan seadanya. Tugas akhir teman selesai, dan tugas akhir saya pun juga selesai walaupun harus menggugu sidang pada gelombang paling akhir.
Sebuah pertaruhan yang besar, karena klo gagal pada sidang ini, berarti saya akan mengulang dan ikut sidang tahun depan. Yang pasti menambah biaya dan waktu. Sidang pun akhirnya selesai dan dinyatakan lulus, walaupun nilainya ga begitu memuaskan B+. Yang pasti, pada setiap kemauan pasti ada jalan.
Sekelumit sharing pengalaman yang mungkin tidak menarik diatas bisa memberi sedikit suntikan motivasi bagi Anda yang sedang galau dengan Tugas Akhir dan Skripsi. Sedikit masukkan dari saya. Percayalah pada kemampuan diri sendiri, selalu berdoa, Allah pasti menunjukkan jalan yang paling baik buat hambaNya.
Jika bisa mengerjakan tugas akhir atau skripsi sendiri lakukanlah. Maksimalkan potensi Anda dan jangan menyerah.
Semoga bermanfaat ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar